Rabu, 30 Maret 2011

KARAKTERISTIK MATEMATIKA

Walau tidak dapat suatu pengertian tentang matematika yang tunggal dan disepakati oleh semua tokoh atau pakar matematika namun dapat terlihat adanya ciri-ciri khusus atau karakteristik yang merangkum pengertian matematika secara umum. Beberapa karakteristik itu adalah:
1. Memiliki objek abstrak
2. Bertumpu pada kesepakatan
3. Berpola pikir deduktif
4. Memiliki simbol yang kosong dari arti
5. Memperhatikan semesta pe
mbicaraan
6. Konsisten dalam sistemnya.

1. Memiliki Objek Abstrak
      Dalam matematika objek dasar yang dipelajari adalah abstrak dan sering disebut objek mental. Objek-objek itu merupakan objek pikiran. Objek dasar itu meliputi fakta, konsep, operasi ataupun relasi dan prinsip. Dari objek itulah dapat disusun suatu pola dan struktur matematika.
        Fakta merupakan konvensi-konvensi yang diungkapkan dengan simbol tertentu. Simbol bilangan “3” secara umum sudah dipahami sebagai bilangan “tiga”. Jika disajikan angka “3” orang sudah dengan sendirinya menangkap maksudnya yaitu ‘tiga”. Sebaliknya kalau seseorang mengucapkan kata “tiga” dengan sendirinya dapat disimbolkan dengan “3”. Fakta lain dapat terdiri atas rangkaian simbol, misalnya “3+4” yang dipahami tiga ditambah empat. Demikian juga “3x5 = 15” adalah fakta yang dipahami sebagai “tiga kali lima adalah lima belas”. Fakta yang lebih komplek adalah “3x5=5+5+5=15”. Dalam geometri juga terdapat simbol-simbol tertentu yang merupakan konvensi, misalnya “//” yang bermakna “sejajar”, “O” yang bermakna lingkaran dan sebagainya. Dalam aljabar dikenal (a,b) sebagai pasangan berurutan dan dalam kalkulus sebagai interval buka.
          Konsep adalah idea abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan sekumpulan objek. Apakah objek tertentu merupakan contoh konsep ataukah bukan “segitiga” adalah nama suatu konsep abstrak. Dengan konsep itu sekumpulanobjek dapat digolongkan sebagai contoh segitiga ataukah bukan contoh “Bilangan Asli” adalah nama suatu konsep yang lebih komplek karena bilangan asli terdiri atas banyak konsep sederhana yaitu bilangan “satu”, “dua”, “tiga” dan seterusnya. Dalam matematika terdapat konsep yang amat penting yaitu “fungsi”, “variabel” dan “konstanta”. Konsep tersebut seperti halnya dengan bilangan terdapat disemua cabang matematika. Banyak konsep lain dalam matematika yang sifatnya lebih kompleks misalnya “matriks”, “vektor”, “group” dan ‘ruang matriks”
          Konsep berhubungan erat dengan definisi. Definisi adalah ungkapan yang membatasi suatu konsep. Dengan adanya definisi orang dapat membuat ilustrasi atau gambar atau lambang dari konsep yang didefinisikan. Sehingga menjadi jelas apa yang dimaksud konsep tertentu. Konsep trapesium misalnya bila diungkaapkan dalam definisi “trapesium adalah segiempat yang tepat sepasang sisinya sejajar*)” akan menjadi jelas maksudnya. Konsep trapesium dapat dikemukakan dengan definsi lain, misalnya “segiempat yang terjadi jika sebuah segitiga dipotong oleh sebuah garis yang sejajar salah satu sisinya adalah trapesium**)”. Kedua definisi trapesium di atas memiliki isi kata atau makna kata yang berbeda.
Kedua definisi itu dikatakan “intensi” yang berbeda tetapi memiliki ‘ekstensi” yang sama. Kesamaan ekstensi itu dapat diuji dengan pertanyaan “adalah trapesium meurut definisi pertama yang tidak termasuk dalam trapesium menurut definisi kedua dan sebaliknya?. Ekstensi suatu definisi juga berarti “himpunan yang tertangkap oleh definisi itu”.
          Definisi pertama digolongkan dalam definisi analitis, yaitu definisi yang menyebutkan genus proksimum (genus terdekat) dan deferensia spesifika (pembeda khusus). Sebagai contoh “Belah ketupat adalah jajargenjang yang...”, genus proksimumnya yaitu “jajargenjang” sedangkan deferensia spesifiknya adalah keterangan yang berada dibelakang kata “yang”.
Sedangkan definisi kedua digolongkan definisi genetik, yaitu definisi yang menyebutkan bagaimana konsep itu terbentuk atau terjadi. Sebagai contoh trapesium adalah segiemapat yang terjadi bila sebuah segitiga dipotong oleh sebuah garis yang sejajar salah satu sisinya. Jenis definisi ketiga adalah definisi dengan rumus, yaitu misalkan (1) a+b=a+(-b), (2) n!=n(n-1)! ,0!=1
          Operasi adalah pengerjaan hitung, pengerjaan aljabar dan pengerjaan matematika yang lain. Sebagai contoh misalnya “penjumlahan”. “perkalian”. “gabungan”. “irisan”. Unsur-unsur yang dioperasikan juga abstrak.       Pada dasarnya operasi dalam matematika adalah suatu relasi khusus karena operasi adalah aturan untuk memperoleh elemen tungga dari satu atau lebih elemen yang diketahui.
Semesta dari elemen-elemen yang diketahui maupun dari elemen yang diperoleh dapat sama tetapi dapat juga berbeda. Elemen tunggal yang diperoleh disebut sebagai hasil operasi sedangaka satu atau lebih elemen yang diketahui disebut elemen yang dipoerasikan. Dalam matematika dikenal dalam berbagai macam operasi yaitu operasi unair, operasi biner, operasi terner dan sebagainya. Tergantung dari banyak elemen yang dioperasikan. Penjumlahan adalah operasi biner karena elemen yang dioperasikan ada dua. Tetapi “tambah lima” adalah operasi unair karena elemen yang dioperasikan hanya satu. Dalam himpunan operasi gabungan adalah operasi biner tetapi komplemen adalah operasi unair. Seringkali operasi juga disebut “skill” bila yang ditekankan adalah keterampilannya.
          Prinsip adalah objek matematika yang kompleks. Prinsip dapat terdiri dari beberapa fakta, beberapa konsep yang dikaitkan oleh suatu relasi ataupun operasi. Secara sederhana dapatlah dikatakan bahwa prinsip adalah hubungan antara berbagai objek dasar matematika. Prinsip dapat berupa aksioma, teorema, sifat, dan sebagainya.

2. Bertumpu Pada Kesepakatan
       Seperti halnya dalam kehidupan keseharian kita, termasuk kehidupan berbangsa dan bernegara, terdapat banyak kesepakatan yang mengikat semua anggota masyarakat. Dalam matematika kesepakatan merupakan suatu tumpuan yang amat penting. Kesepakatan yang mendasar adalah Aksioma dan konsep primitif. Aksioma diperlukan untuk menghindarkan berputar-putarnya argumentasi dalam pembuktian. Sedangkan konsep primitif diperlukan untuk menghindarkan berputar-putar dalam mendefinisikan. Aksioma juga disebut Postulat ataupun pernyataan pangkal (yang tidak perlu dibuktikan). Sedangkan konsep primitif yang juga disebut sebagai undefined terms ataupun pengertian pangkal tidak perlu didefinisikan. Beberapa aksioma dapat membentuk suatu sistem aksioma yang selanjutnya dapat membetuk suatu sistem aksioma yang selanjutnya dapat menurunkan berbagai teorema. Dalam aksioma tentu terdapat konsep primitif tertentu dari satu atau lebih konsep primitif dan dapat dibentuk konsep baru melalui pendefinisian.

3. Berpola Pikir Deduktif
      Dalam matematika sebagai “ilmu” hanya diterima pola pikir deduktif. Pola pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan pemikiran “yang berpangkal dari hal yang bersifat umum diterapkan atau diarahkan pada hal yang bersifat khusus”. Pola pikir deduktif ini dapat terwujud dalam bentuk yang amat sederhana tetapi juga dapat terbentuk dalam wujud yang tidak sederhana.
Seorang siswa SD sudah mengerti makna konsep “persegi” yang diajarkan gurunya. Suatu hari siswa tersebut melihat berbagai macam bentuk pigura yang terdapat pada suatu pameran lukisan. Saat itu dia menunjukkan pigura yang berbentuk persegi dan yang bukan persegi, ini berarti siswa tersebut telah menerapkan pemahaman umum tentang persegi ke dalam situasi khusus tentang pigura-pigura tersebut. Jadi siswa itu pada waktu menunjuk pigura persegi telah menggunakan pola pikir deduktif yang tergolong sederhana.
        Banyak teorema dalam matematika yang “ditemukan” melalui pengamatan-pengamatan khusus, misalnya Teorema Pythagoras. Bila hasil pengamatan tersebut dimasukan dalam struktur matematika terentu maka teorema yang ditemukan harus dibuktikan secara deduktif dengan menggunakan teorema dan definisi terdahulu yang telah diterima.

4. Memiliki Simbol yang Kosong dari Arti
      Dalam matematika terdapat banyak sekali simbol yang digunakan baik berupa huruf ataupun bukan huruf. Rangkaian simbol-simbol dalam matematika dapat membentuk suatu model matematika dapat berupa persamaan, pertidaksamaan, bangun eometrik tertentu dan sebagainya. Huruf-huruf yang digunakan dalam model persamaan misalnya x+y=z belum tentu bermakna atau berarti bilangan, demikian juga tanda “+” belum tentu operasi tambah untuk dua bilangan. Makna huruf dan tanda itu tergantung dari permasalahan yang mengakibatkan terbentuknya model itu. Jadi secara umum bentuk dan tanda dalam model x+y=z masih kosong dari arti, terserah pada yang memanfaatkan model itu. Kosongnya arti simbol mauun tanda dalam model-model matematika itu justru memungkinkan “interval” matematika ke dalam bebagai pengetahuan. Kosongnya arti memungkinkan matematika memasuki medan garapan dari ilmu bahasa (linguistik).

5. Memperhatikan Semesta Pembicaraan
        Sehubungan dengan kosongnya arti dari simbol-simbol dan tanda-tanda dalam matematika jelas bahwa dalam menggunakan matematika diperlukan kejelasan dalam lingkup apa simbol itu dipahami. Bila lingkup pembicaraannya bilangan. Maka simbol-simbol diartikan bilangan. Bila lingkup pembicaraannya transformasi maka simbol-simbol itu diartikan suatu transformasi. Lingkup pembicaraan itulah yang disebut semesta pembicaraan. Benar atau salahnya atau ada tidaknya penyelesaian suatu model matematika oleh semesta pembicaraannya.
       Dalam semesta pembicaraan bilangan bulat terdapat model 2x=5. Adakah penyelesainnya? Kalau kita selesaikan tanpa menghiraukan semestanya akan diperoleh hasil x=2,5. Jika diperhatikan semesta pembicaraannya maka hasil itu bukan jawaban yang dikehendaki. Jadi jawaban yang sesuai dengan semestanya adalah “tidak ada jawabannya” atau penyelesaiannya tidak ada. Sering juga dikatakan himpunan penyelesaian adalah “himpunan kosong”.
Dalam semesta pembicaraan vektor dalam bidang datar terdapat model a +b =c. Jelas bahwa huruf-huruf yang digunakan itu tidak diartikan bilangan, tetapi harus diartikan vektor. Sehingga untuk menentukan penyelesaiannya diperukan cara yang berbeda dengan bilangan.

6. Konsisten Dalam Sistemnya
       Dalam matematika terdapat banyak sistem. Ada sistem yang mempunyai kaitan satu sama lain tetapi juga ada sistem yang terdapat dipandang terlepas satu sama lain. Misal dikenal sistem-sistem aljabar, atau sistem-sistem geometri. Sistem aljabar dan sistem geometri tersebut dapat dipandang terlepas satu sama lain tetapi di dalam sistem aljabar sendiri terdapat beberapa sistem yang lebih “kecil” yang terkait satu sama lain. Demikian juga dalam sistem geometri, terdapat beberapa sistem “kecil” yang berkaitan satu sama lain. Dalam aljabar terdapat sistem aksioma dari ring, sistem aksioma dari field dan sebagainya. Masing-masing sistem aksioma itu memiliki keterkaitan tertentu. Demikian juga dalam sistem geometri terdapat sistem geometri netral, sistem geometri Euiclides, sistem geometri non-Euiclides dan sebagainya. Sistem-sistem geometri itu memilki kaitan tertentu juga.

Kamis, 10 Maret 2011

DEFINISI MATEMATIKA

         Apakah matematika itu? Untuk menjawab pada pertanyaan itu tidaklah mudah. Berbagai pendapat muncul tentang pengertian matematika, dipandang dari pengetahuan dan pengalaman dari masing-masing yang berkepentingan. Ada yang mengatakan matematika itu bahasa simbol; matematika bahasa numerik; matematika adalah adalah bahasa yang dapat menghilangkan sifat kabur, majemuk, dan emosional; matematika adalah berfikir logis; matematika adalah sarana berfikir; matematika adalah logika pada masa dewasa; matematika adalah ratunya ilmu sekaligus pelayannya; matematika sains mengenai kuantitas dan besaran; matematika adalah suatu sains yang bekerja menarik kesimpulan-kesimpulan yang perlu; matematika adalah sains formal yang murni; matematika adalah sains yang memanipulasi simbol; matematika adalah ilmu tentang bilangan dan ruang; matematika adalah ilmu yang mempelajari hubungan pola, bentuk, dan struktur; matematika ilmu yang abstrak dan deduktif; matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksakta dan terorganisir secara sistematik; matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi; matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan; matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk; matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik; matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat, dan matematika adalah aktivitas manusia.
         Beberapa pengertian matematika yang dikemukakan di atas berfokus pada tinjauan pembuat pengertian itu. Hal ini dikemukakan dengan maksud agar dapat menangkap dengan mudah keseluruhan pandangan para ahli matematika. Ada tokoh yang sangat tertarik dengan prilaku bilangan, maka ia melihat matematika dari sudut pandang bilangan itu. Tokoh lain lebih mencurahkan perhatian kepada struktur-struktur, maka ia melihat matematika dari sudut pandang struktur-struktur itu. Tokoh lain lagi lebih tertarik pada pola fikir atau sistematika, maka ia melihat matematika dari sudut pandang sistematika itu. Sehingga banyak muncul definisi atau pengertian tentang matematika yang beraneka ragam. Atau dengan kata lain tidak terdapat suatu definisi tentang matematika yang tunggal dan disepakati oleh semua tokoh atau pakar matematika.
          Berdasarkan etimologi, perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar. Bukan berarti ilmu lain diperoleh tidak melalui penalaran, akan tetapi dalam matematika lebih menekankan aktivitas dalam dunia rasio, sedangkan ilmu lain lebih menekankan hasil observasi atau eksprimen di samping penalaran. Pada tahap awal matematika terbentuk dari pengalaman manusia dalam dunia secara empiris, kemudian diproses dalam dunia rasio, diolah secara analisis dan sintesis dengan penalaran di dalam struktur kognetif, sehingga samapai pada konsep-konsep matematika. Agar konsep yang terbentuk dipahami orang lain dan dengan mudah dimanipulasi secara tepat, maka digunakan notasi dan istilah yang cermat yang disepakati secara universal dan dikenal dengan Bahasa matematika

Minggu, 20 Februari 2011

Dana BOS Telat, Sekolah Pun Rame-rame Berhutang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Pendidikan Nasional sebelumnya menargetkan dana Bantuan Operasional Sekolah cair di akhir Februari. Akan tetapi hingga kini sebagian besar Dinas Pendidikan di daerah tak juga mencairkan dana tersebut. Padahal anggaran dari pusat (kementerian keuangan) sudah masuk semua ke kas daerah seluruhnya

Pelaksana Tugas Dirjen Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan Nasional Suyanto mengakui kalau kebanyakan pemerintah daerah belum juga menyalurkan dana BOS. Baru 40 kabupaten / kota dari 490 kabupaten / kota di Indonesia yang menyalurkannya.

Keterlambatan ini menurut Suyanto membuat sekolah berutang kepada koperasi untuk menutupi biaya operasional. “Sekolah sekarang banyak yang sudah berutang ke koperasi,” tegasnya.

Lebih lanjut, ia menyatakan masalah keterlambatan ini karena birokrasi di daerah yang berbelit-belit. Sebenarnya menurut Suyanto potensi rawan masalah ini telah diperkirakan sejak awal. Hal ini karena perubahan mekanisme penyaluran dana BOS dari dana dekonsentrasi kemudian diubah Pemerintah pusat menjadi dana transfer daerah.

Minggu, 16 Januari 2011

Pendidikan Tanpa Konsep, Tanpa Panutan

JAKARTA, KOMPAS.com - Arah pendidikan harus direvisi dan diperjelas karena pendidikan saat ini lebih menekankan pada aspek akademis. Sementara sisi lain yang lebih penting, seperti pembentukan karakter, kreativitas, seni, dan olahraga, justru kurang mendapat tempat.
Pendidikan yang menekan aspek akademis terlihat pada pola pengajaran yang mengutamakan hafalan.
-- Ratna Megawati

”Pendidikan yang menekan aspek akademis terlihat pada pola pengajaran yang mengutamakan hafalan,” kata Ratna Megawati, praktisi pendidikan holistik berbasis karakter, dalam diskusi terbatas yang diselenggarakan Kompas bersama Yayasan Jati Diri Bangsa, Rabu (12/1/2011) di Jakarta.

Tampil dalam diskusi tersebut dosen Psikologi Universitas Atma Jaya Nani Nurachman, dosen Institut Teknologi Bandung Gede Raka, dosen Psikologi Universitas Indonesia Bagus Takwin dan Hanna Djumhana, serta praktisi pendidikan Agi Rachmat. Pendidikan yang bersifat akademis, lanjut Ratna, di sejumlah negara maju mulai ditinggalkan karena banyak sisi negatifnya.

Sisi negatif itu antara lain murid lebih bersikap pasif, hanya mendengarkan, serta komunikasi bersifat satu arah sehingga kreativitas dan potensi siswa tidak berkembang.

”Pendidikan semacam ini bisa mematikan potensi, kreativitas, dan karakter siswa,” kata Ratna.

Ketika pemerintah ingin mengembangkan pendidikan karakter, kata Ratna, konsepnya pun belum jelas. Masih ada kesalahan penafsiran antara pendidikan moral dan karakter.

”Pendidik moral itu mudah, sedangkan pendidikan karakter bersifat jangka panjang karena harus tertanam dalam perilaku sehari-hari,” kata moderator Hanna Djumhana.

Pendidikan karakter kini semakin berat karena tidak adanya tokoh panutan atau teladan di sekitar masyarakat.

”Ketidakjujuran sepertinya sudah mengakar di masyarakat, mulai dari pimpinan hingga ke lapisan bawah. Saya sedang melakukan penelitian, mengapa ketidakjujuran dan kebohongan berada di mana-mana? Apa akar masalahnya?” kata Bagus.

Agi menggarisbawahi arah pendidikan yang semakin liberal dan bangga pada budaya bangsa asing. Padahal, negara-negara lain bisa maju karena bisa menggali kekayaan lokalnya, memanfaatkan potensi dirinya.

”Kita malah bangga dengan budaya bangsa lain dan meninggalkan keluhuran bangsa sendiri,” ujarnya. (THY/LUK)

Manusia dan Monyet

Teori Darwin mengatakan bahwa manusia bersal dari monyet. Tapi kita sebagai orang muslim tidak harus mempercayai teori tersebut sebab menurut Al-qur'an bahawa manusia pertama diciptakan adalah Nabi Adam A.S. Kita sebagai manusia sebenarnya punya akal fikiran yang diberikan Tuhan-Nya untuk lebih baik dari waktu yang telah lalu dengan kata lain kita sebagai manusia harus punya perubahan yang lebih baik dari hari yang dilalui. Kalau kita berfikir logis kita tidak akan sama dengan monyet, contoh yang sangat sederhana. Ketika saya tahun 1975 masih kelas satu sekolah dasar masih belum dapat membaca baik huruf latin maupun baca Al-Qu'an, dan ketika itu juga saya melihat yang namanya DOGER MENYET, si monyet oleh tuannya disuruh pakai payung, main roda atau hal lainnya yg tidak beda dengan Doger menyet yang saya lihat sekarang ini yang dimainkan hanya seperti saya ketika tahun 1975 dengan kata lain itu si doger monyet tidak ada perubahan. Nah kalau saya bandingkan ketika saya tahun 1975 belum bisa membaca dan menulis, tetapi sekarang saya sudah dapat membaca dan menulis bahkan sebagian yang namanya persoalan matematika sekolah menengah saya dapat selesaikan, nah dapat kita simpulkan bahwa monyet bukan merupakan nenek moyang yang si Darwin asumsikan, karena monyet tidak statis tidak punya perubahan secara akal dan fikiran sedangkan manusia itu harus berubah secara jiwa dan raga serta akal fikirannya untuk kebaikan demi kelangsungan hidup yang lebih baik.

Selasa, 04 Januari 2011

Ujian Nasional 18-21 April 2011

JAKARTA, KOMPAS.com — Ujian nasional tahun pelajaran 2010/2011 jenjang sekolah menengah atas/madrasah aliyah/sekolah menengah kejuruan (SMA/MA/SMK) akan diselenggarakan 18-21 April 2011. Sementara jenjang sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs) akan dilaksanakan 25-28 April 2011.

Jadwal UN ini tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 45 Tahun 2010 tentang Kriteria Kelulusan dan Permendiknas Nomor 46 tentang Pelaksanaan UN SMP dan SMA Tahun Pelajaran 2010/2011 yang ditandatangani Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh Senin (4/1/2011) di Jakarta.

Dalam UN April mendatang sudah digunakan formula baru untuk menentukan kelulusan yaitu nilai gabungan antara nilai UN dengan nilai sekolah yang meliputi ujian sekolah dan nilai rapor.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdiknas Mansyur Ramly mengatakan, UN Susulan SMA/MA/SMK akan dilaksanakan 25-28 April 2011 dan pengumuman kelulusan oleh satuan pendidikan paling lambat 16 Mei 2011.

Sementara UN Susulan SMP/MTs diselenggarakan 3-6 Mei 2011, sedangkan pengumuman UN SMP/MTs oleh satuan pendidikan pada tanggal 4 Juni 2011. "UN kompetensi keahlian kejuruan SMK dilaksanakan sekolah paling lambat sebulan sebelum UN dimulai," kata Mansyur.

Sebelum kelulusan diumumkan, sekolah mengirimkan hasil nilai sekolah untuk digabungkan dengan hasil nilai UN ke Kemdiknas. Selanjutnya, setelah digabungkan dengan formula 60 persen UN ditambah dengan 40 persen nilai sekolah, nilai tersebut dikembalikan lagi ke sekolah. Sekolah menggabungkan nilai dengan mata pelajaran lain. "Kan ada tujuh mata pelajaran lain yang harus lulus. Yang menentukan kelulusan tetap satuan pendidikan," kata Nuh.

Nuh melanjutkan, dari peta nilai akan dilakukan analisis setiap sekolah. Sekolah yang nilainya rendah akan dilakukan intervensi seperti tahun 2010 yakni memberikan insentif dana sebesar Rp 1 miliar sebagai stimulus kepada 100 kabupaten/kota yang memiliki nilai UN rendah.

Insentif dana itu diberikan pada kabupaten/kota dengan persentase kelulusan siswa kurang dari 80 persen. Selain dana, pemerintah juga melakukan intervensi program peningkatan kompetensi guru dan remedial. "Tidak ada target khusus kelulusan siswa. Targetnya kejujuran pelaksanaan UN. Itu yang lebih mahal karena dari angka kelulusan tahun lalu sudah 99 persen," kata Nuh.

Sabtu, 01 Januari 2011

Desentralisasi Bos jadi ajang latihan Anti Korupsi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Terkait BOS, Kemendiknas meminta pemerintah daerah untuk menyediakan BOS daerah. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Mandikdasmen) Kemendiknas Suyanto menyatakan total biaya operasional di tingkat SD mencapai Rp 580 ribu, sementara untuk jenjang SMP sebanyak Rp 710 ribu.

Dana BOS yang disalurkan pemerintah pusat untuk SD hanya Rp 397 ribu dan SMP Rp 570 ribu per siswa. Dari jumlah tersebut berarti ada kekurangan sebesar 68,4 % BOS di SD dan SMP sejumlah 80,3 %. "Pemerintah daerah wajib menutupi kekurangan 50 % untuk biaya operasional ditingkat SD dan SMP," ujarnya.

Mendiknas menyatakan pengalihan dana BOS ke daerah sebagai media atau lahan untuk menanamkan perilaku antikorupsi. Dia berharap desentralisasi BOS ini tidak diartikan negatif sebagai lahan korupsi. "Untuk latihan jiwa antikorupsi maka latihannya kita berikan daerah yang mengelola pengelola keuangan BOS," papar Mendiknas.

Sepanjang 2010 ini juga, Kemendiknas tidak memungkiri adanya penyaluran tunjangan profesi yang mandek. Wakil Menteri Pendidikan, Fasli Jalal menyatakan yang terpenting adalah hak guru tetap harus diberikan. "Adanya tunjangan yang penyalurannya tertunda karena masalah verifikasi, maka ditemukan guru-guru yang belum mendapat tunjangan itu," kata dia.

Namun, kata Fasli, bangsa ini adalah bangsa yang memberikan perhatian besar kepada guru dari adanya tunjangan profesi itu. Sebab, profesi lain tidak mendapatkan tunjangan seperti layangnya guru.
Red: Djibril Muhammad